Serangan Houthi Tenggelamkan Kapal di Laut Merah, Pertama Kali Terjadi di Tahun 2025

Laut Merah — Ketegangan di kawasan Laut Merah cvtogel kembali meningkat tajam setelah kelompok pemberontak Houthi dari Yaman berhasil menenggelamkan sebuah kapal komersial, dalam insiden yang disebut sebagai serangan paling mematikan dan pertama kalinya menyebabkan kapal karam sepanjang tahun 2025 ini.

Menurut laporan dari sejumlah sumber keamanan maritim internasional, kapal yang menjadi target serangan adalah kapal berbendera asing yang sedang berlayar di perairan internasional Laut Merah, dekat wilayah Bab el-Mandeb—selat strategis yang menjadi jalur penghubung antara Laut Merah dan Teluk Aden. Serangan dilaporkan terjadi pada awal pekan ini, ketika kapal sedang dalam perjalanan menuju Terusan Suez.

Detail Serangan: Rudal dan Drone Jadi Andalan Houthi

Kelompok Houthi, yang didukung Iran, mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Dalam pernyataan resminya, juru bicara militer Houthi menyebutkan bahwa mereka menggunakan kombinasi rudal balistik anti-kapal dan drone bersenjata untuk menghantam kapal target. Serangan itu menyebabkan kerusakan besar pada lambung kapal, yang akhirnya tenggelam beberapa jam kemudian.

“Operasi ini adalah bagian dari balasan kami terhadap kehadiran dan agresi militer yang terus dilakukan oleh pihak musuh di kawasan Laut Merah,” ujar juru bicara Houthi.

baca juga: hasil-investigasi-air-ev-yang-terbakar-wuling-bukan-dari-baterai

Beberapa media lokal dan internasional menyebutkan bahwa awak kapal sempat mengirimkan sinyal darurat sebelum akhirnya dievakuasi oleh kapal-kapal militer koalisi yang berpatroli di sekitar perairan tersebut. Hingga kini, belum ada laporan resmi mengenai korban jiwa, meskipun sejumlah kru dilaporkan mengalami luka-luka.

Dampak Terhadap Jalur Perdagangan Global

Serangan ini menambah daftar panjang gangguan terhadap jalur pelayaran komersial di Laut Merah, yang merupakan salah satu jalur perdagangan tersibuk di dunia. Sekitar 12% dari perdagangan global melewati Terusan Suez dan Laut Merah setiap tahunnya. Insiden ini dikhawatirkan akan memperburuk krisis logistik global yang sudah terguncang akibat konflik regional dan ketegangan geopolitik.

Perusahaan-perusahaan pelayaran besar seperti Maersk dan Hapag-Lloyd sebelumnya sudah mengalihkan rute mereka menghindari Laut Merah, memilih jalur yang lebih panjang melalui Tanjung Harapan di Afrika Selatan, meskipun dengan biaya dan waktu tempuh yang jauh lebih tinggi.

Respons Internasional: Kecaman dan Peningkatan Keamanan

Serangan ini langsung menuai kecaman dari berbagai negara, terutama negara-negara Barat dan negara-negara Arab yang tergabung dalam Koalisi Militer pimpinan Arab Saudi. Amerika Serikat mengutuk tindakan Houthi dan menyatakan akan meninjau kembali strategi keamanannya di kawasan tersebut.

“Ini adalah tindakan terorisme maritim yang membahayakan keamanan global dan harus dihentikan segera,” kata juru bicara Pentagon dalam konferensi pers. Selain itu, angkatan laut AS dan negara-negara sekutunya dikabarkan tengah memperkuat kehadiran militernya di wilayah tersebut guna menjamin keselamatan pelayaran.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga menyatakan keprihatinan mendalam terhadap situasi yang terus memburuk di kawasan Laut Merah dan menyerukan semua pihak untuk menahan diri serta kembali ke meja perundingan.

Konflik Yaman: Akar Masalah yang Tak Kunjung Selesai

Konflik antara pemberontak Houthi dan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional telah berlangsung sejak tahun 2014, ketika kelompok Houthi mengambil alih ibu kota Sana’a. Sejak saat itu, konflik meningkat menjadi perang saudara dan melibatkan intervensi militer dari negara-negara lain, termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Meski beberapa upaya gencatan senjata pernah dilakukan, situasi di lapangan masih terus memanas. Kelompok Houthi menggunakan strategi perang asimetris, termasuk serangan drone, rudal, dan kini serangan terhadap kapal-kapal komersial sebagai cara untuk menunjukkan eksistensi dan kekuatan mereka.

Kesimpulan: Laut Merah Semakin Membara

Serangan yang menenggelamkan kapal di Laut Merah ini menandai eskalasi besar dalam konflik yang sudah berlangsung lebih dari satu dekade. Dunia internasional kini dihadapkan pada dilema besar—antara menjaga kebebasan navigasi laut dan mencegah meluasnya konflik yang bisa berdampak sistemik terhadap stabilitas ekonomi global.

Jika tidak ada solusi diplomatik yang segera ditempuh, serangan seperti ini kemungkinan besar akan terus berulang, membawa risiko besar bagi kapal-kapal dagang dan keamanan kawasan secara keseluruhan.

sumber artikel: www.mercatotomatopienewark.com