Washington, D.C. – pttogel Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump, kembali mencuri perhatian publik dan media internasional setelah membuat pernyataan yang berbanding terbalik dari kebijakan yang diambilnya saat menjabat. Dalam wawancara terbarunya, Trump menyebut kelompok Houthi di Yaman sebagai “pejuang yang melawan dominasi asing”, sebuah label yang jauh berbeda dari cap “organisasi teroris” yang sempat ia berikan pada akhir masa kepresidenannya.
Pernyataan Baru Picu Kehebohan
Dalam wawancara eksklusif dengan salah satu stasiun berita konservatif, Trump menyatakan:
“Houthi bukan hanya kelompok bersenjata. Mereka adalah pejuang yang mempertahankan wilayah dan keyakinan mereka. Mereka tidak bisa terus-menerus disudutkan oleh kekuatan besar yang bermain di belakang layar.”
Pernyataan ini kontan memicu respons beragam, terutama dari kalangan diplomatik, pengamat Timur Tengah, dan komunitas internasional yang selama ini menilai kelompok Houthi sebagai aktor konflik yang bertanggung jawab atas kekerasan berskala besar di Yaman.
Kontradiksi dengan Kebijakan Era Trump
Saat masih menjabat sebagai Presiden AS, Trump secara resmi menetapkan Houthi (Ansar Allah) sebagai Foreign Terrorist Organization (FTO) pada Januari 2021, hanya beberapa hari sebelum masa jabatannya berakhir. Langkah tersebut dikritik oleh banyak organisasi kemanusiaan karena berpotensi memperburuk krisis kemanusiaan di Yaman, yang saat itu sedang mengalami kelaparan massal dan konflik berkepanjangan.
baca juga: trump-sebut-houthi-di-yaman-ogah-berperang-lagi-as-akan-setop-pengeboman
Namun, kebijakan itu kemudian dicabut oleh pemerintahan Presiden Joe Biden, dengan alasan bahwa label teroris akan menghalangi pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah yang dikuasai Houthi.
Kini, Trump justru memberi nada simpati kepada kelompok yang dulu ia cap sebagai ancaman. Banyak analis melihat ini sebagai bagian dari strategi politik retoris menjelang pemilihan umum, atau bahkan upaya mengkritik kebijakan luar negeri AS saat ini.
Reaksi Pemerintah AS dan Sekutu
Gedung Putih belum mengeluarkan pernyataan resmi atas komentar Trump. Namun, beberapa senator dari Partai Republik dan Demokrat menanggapi dengan skeptis dan menegaskan bahwa Houthi tetap merupakan kekuatan milisi yang tidak bisa diromantisasi.
Di sisi lain, beberapa sekutu AS di Timur Tengah, seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, yang selama ini memimpin koalisi melawan Houthi, juga kemungkinan tidak akan senang dengan perubahan nada ini.
Houthi di Mata Dunia
Houthi, kelompok bersenjata Syiah Zaidi yang berbasis di Yaman utara, telah menjadi aktor utama dalam konflik sipil Yaman sejak 2014. Mereka menguasai ibu kota Sanaa dan wilayah besar di utara negara itu. Kelompok ini dituduh menerima dukungan militer dan logistik dari Iran, musuh utama Arab Saudi dan sekutu utama AS.
Konflik antara Houthi dan koalisi pimpinan Saudi telah menyebabkan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan jutaan orang terancam kelaparan, kehancuran infrastruktur, dan kekacauan politik berkepanjangan.
Kesimpulan
Pernyataan terbaru Donald Trump mengenai Houthi mencerminkan pergeseran tajam dalam pendekatannya terhadap geopolitik Timur Tengah, sekaligus menimbulkan tanda tanya besar mengenai konsistensi kebijakan luar negeri AS. Meski tak lagi menjabat, kata-kata Trump tetap memiliki dampak besar di arena global, terutama dalam lanskap politik yang semakin kompleks dan dinamis.
sumber artikel: www.mercatotomatopienewark.com